Kritik & Essai Cerpen

 Kritik & Essai Cerpen

Pada cerpen yang berjudul Sulastri dan Empat Lelaki, Karya M. Shoim Anwar. Pada cerpen ini memiliki beberapa paragraf dan dalam cerpen ini memiliki berbagai makna dan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Beberapa masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata akan dijabarkan. Yang pertama yakni ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, dan religi. Pertama akan dijabarkan mengenai masalah ideologi, berdasarkan cerpen tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan nyata, bahwa dalam cerpen tersebut menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri dan anak-anaknya yang mengalami kesulitan ekonomi. Sang istri pun hingga berbuat nekad dengan pergi ke negara lain, namun ia pergi ke negara lain dengan cara yang tidak baik, dikatakan tidak baik karena ia tidak mematuhi peraturan negara saat berpergian ke negara lain. Jadi, sang istri pergi ke negara lain secara illegal karena tidak memiliki surat-surat. Termasuk dalam permasalahan ideologi yang berkaitan dengan kehidupan nyata bahwa seorang istri selalu menuntut sang suami untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat suami tidak bisa memenuhi kebutuhan materi istrinya secara baik, maka istri pun bertingkah berlebihan seperti melakukan apapun itu tanpa berpikir baik maupun buruknya, yang terpenting ia mendapatkan yang ia impikan. Itulah istri yang merasa kurang dipenuhi materinya oleh suami hal tersebut telah digambarkan pada cerpen sulastri dan empat lelaki. Selain itu, istri pun jadi berani melawan suami bahkan berani berkata kasar kepada suami, sikap tersebut akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan materi sang istri.

Dalam cerpen tersebut juga digambarkan seorang abdi negara yakni seorang polisi yang tugasnya adalah mengayomi masyarakat dengan sepenuh hati. Namun, dalam cerpen tersebut digambarkan bahwa polisi bukan hanya melayani masyarakat sepenuh hati tetapi, sesuai uang yang dimiliki dan diberikan kepada polisi agar dilancarkan dan tidak dipersulit keperluannya. Hal ini sangar jelas adanya dengan kehidupan nyata, dalam kehidupan nyata hal tersebut sungguh nyata bahwa saat masyarakat ingin dipermudah urusannya oleh polisi terkait dengan hukum maka, masyarakat tersebut harus mengeluarkan biaya agar urusan lancar. Contohnya saja saat melanggar peraturan lalu lintas tidak memakai helm, tidak membawa surat-surat seperti SIM, menerobos lampu lalu lintas maka, akan di tilang oleh polisi dan jika ditilang akan mendapatkan surat keterangan tilang dan harus sidang di pengadilan. Jika pihak yang ditilang tersebut tidak ingin sidang maka, harus memberi uang kepada polisi agar tidak mendapat surat tilang. Sebenarnya hal tersebut tidak boleh dilakukan, tetapi selama tidak ada yang tahu maka hal tersebut boleh saja dilakukan. Di cerpen tersebut pun menggambarkan polisi di  kehidupan nyata, hal ini dapat dilihat saat sulastri sedang meminta tolong pada seorang polisi yang sedang berjaga di pos, namun sang polisi tidak menggubrisnya bahkan teriakan sulastri untuk meminta tolong karena dikejar oleh firaun pun diacuhkan oleh sang polisi. Karena, sulastri tidak memberikan apa-apa kepada polisi. Sedangkan sang polisi tersebut telah mendapatkan uang dari seorang mafia sebagai perantara orang-orang yang hendak berpergian ke negara lain. Maka dari itu polisi yang berada di pos tersebut berpihak kepada mafia tersebut dan mengabaikan permintaan pertolongan dari sulastri. Tetapi, perlu diketahui bahwa tidak semua polisi di indonesia ini memiliki sikap seperti itu, ada juga kok polisi yang tulus membantu masyarakat dengan ikhlas dan menegakkan peraturan. 

Pada cerpen tersebut juga digambarkan kondisi politik di negara sulastri yang sangat kacau. Hal itu terlihat dari kondisi ekonomi keluarga sulastri yang sangat buruk. Bahkan bukan hanya kondisi ekonomi keluarga sulastri saja yang buruk tetapi, semua keluarga yang tinggal di negara tersebut pun merasakan ekonomi rendah sekali. Hal ini disebabkan oleh pemimpin negara tersebut tidak amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan negara. Bukan hanya, pemimpinnya saja yang bertindak curang tetapi para menteri, dan para DPR, DPRD juga telah melakukan kecurangan sehingga menyebabkan para rakyatnya mengalami ekonomi rendah dan serba kekurangan. Gambaran politik pada cerpen tersebut juga sesuai dengan kehidupan nyata, yakni para pemimpin negara, menteri, DPR, DPRD, pun sering bertingkah curang. Hal ini yang membuat para rakyat indonesia banyak yang mengalami ekonomi rendah. Minimnya lapangan pekerjaan itu yang menjadi permasalahan ekonomi masyarakat. Karena, pekerjaan itu seperti nafas bagi masyarakat. Jika tidak memiliki pekerjaan maka kehidupan ini tidak bisa berjalan dengan baik. 

Pada cerpen tersebut juga menggambarkan sosial masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Pada daerah tempat tinggal sulastri pun sangan buruk nilai sosialnya, karena setiap orang hanya mementingkan urusan pribadinya saja tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat jelas berkaitan dengan kehidupan nyata contohnya di negara Indonesia, banyak sekali manusia yang membesarkan egois daripada toleransi, simpati, dan empati kepada sesama. Manusia seperti ini sangat banyak, namun tidak semua manusia membesarkan ego. Ada juga manusia yang memiliki simpati maupun toleransi pada sesama, contohnya saat ada tetangga yang mengalami kesulitan ekonomi, ada manusia baik dan peduli lingkungan membantunya dengan memberikan informasi lowongan pekerjaan dan bisa juga memberikan pekerjaan, agar dapat membantu memulihkan kondisi ekonomi tetangganya tersebut.

Tetapi, suami sulastri pun juga salah besar karena ia tidak dapat menjalankan tugas sebagai suami yang baik. Ia malah menelantarkan istri dan anak-anaknya sehingga istrinya pun menghalalkan segala cara demi memenuhi kebutuhannya dan anak-anaknya. Hal ini juga terdapat di kehidupan nyata, bahwa ada lelaki yang menikahi perempuan tetapi, gagal dalam menjalankan tugasnya sebegai suami, sehingga istri dan anaknya pun mengalami kesusahan dan hidup menderita. Tetapi, tidak semua lelaki seperti suami sulastri dalam cerpen tersebut. Banyak juga para suami yang bertanggung jawab atas kehidupan istri dan anaknya. Bertanggung jawab yakni menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang suami dan membuat bahagia anak beserta istrinya. Sebenarnya, perihal tersebut bergantung pada setiap individu, mengenai cara yang ia lakukan untuk membuat keluarganya hidup bahagia dan tenang. 

Dalam cerpen berjudul sulastri dan empat lelaki ini, sangat jelas digambarkan ekonomi yang dialami oleh sulastri sangatlah jauh dari kata sempurna. Memang benar, di dunia ini tidak ada yang sempurna karena, kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tetapi, ekonomi sulastri ini sangat tragis sekali. Dan budaya di negara sulastri sangat kental sekali, kentalnya melebihi susu kental manis. Hal ini terlihat dari masih adanya peraturan bahwa budak harus patuh kepada perintah tuannya. Saat sulastri ditinggalkan oleh suaminya, ia pun dikejar-kejar oleh firaun, karena firaun meminta ia untuk mematuhi perintahnya sebagai tuan. Sulastri pun tidak menggubris perintah firaun tersebut, akhirnya sulastri pun berlari untuk menjauh dari firaun, tetapi firaun pun tak menyerah dan terus mengejar sulastri. Namun, saat diperjalanan sulastri pun bertemu dengan sosok yang ia panggil musa, dan musa pun memberikan bantuan kepada sulastri agar terhindar dari firaun. Bantuan tersebut berupa sebuah tongkat dan tongkat tersebut dapat membuat firaun musnah.

Jika dikaitkan dengan kehidupan nyata, tentunya ini tidak logis. Karena, di tahun 2021 ini sudah termasuk dalam era modern dan teknologi semakin berkembang sangat pesat. Jadi, hal tersebut tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia-manusia jaman sekarang. Jika ada seseorang akan dibunuh oleh penjahat, maka sesorang tersebut akan berlari ke kantor polisi untuk meminta perlindungan kepada polisi, agar terhindar dari penjahat tersebut. Jika, seseorang tersebut berada di kantor polisi maka, tidak akan dibunuh oleh penjahat. Karena, penjahatnya pun tidak berani menginjakkan kakinya di kantor polisi, hal tersebut sama saja dengan ia menyerahkan diri ke kandang harimau. 

Itu di kehidupan nyata benar-benar logis sekali yang dilakukan berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh sulastri dalam cerpen tersebut. Terkait dengan religi dalam cerpen tersebut, sangat jelas bahwa semua manusia menyembah berhala dan matahari. Mereka tidak menyembah tuhan yang telah menciptakkan ia di dunia ini. Dari segi religi saja sudah salah, maka terlihat jelas bahwa kehidupan mereka sangatlah rumit. Mereka tidak menyembah tuhan melainkan yang mereka sembah adalah berhala. 

Suami sulastri pun juga menyembah berhala, maka kehidupannya pun menjadi tersesat. Sama saja seperti ada jalan menuju surga tetapi ia lebih memilih jalan menuju neraka. Terlihat bahwa kehidupan, sikap dari suami sulastri sangatlah buruk. Jika, dikaitkan dengan kehidupan nyata hal ini masih banyak dilakukan oleh beberapa manusia di dunia ini. Walaupun zaman sudah modern, tetapi masih saja ada manusia yang menyembah seperti itu. Misalnya, bertapa di gua, laut, bahkan berguru dengan orang pintar (Dukun) untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Bahkan, bisa juga untuk memusnahkan manusia yang ia benci. Dengan cara pergi ke dukun untuk mengirim santet kepada lawan. Hal ini masih ada di Indonesia. Yang mereka lakukan tersebut sangatlah hal yang merugikan, karena hidup di dunia ini hanya satu kali, maka berbuatlah sebaik mungkin. Bahwa kehidupan yang abadi adalah di alam akhirat.

Amanat yang dapat diambil oleh pembaca cerpen berjudul sulastri dan empat lelaki adalah;


a. Bahwa kita sebagai manusia harus sadar mengenai hal buruk dan hal baik 

b. Belajarlah untuk ikhlas dalam membantu orang yang sedang mengalami kesusahan.

c. Jadilah pemimpin yang adil untuk rakyatnya.

d. Jangan pernah mengikuti ajakan setan ( Menyembah berhala, dan lain-lain).



DIAN DIKATIKA

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik & Essai Puisi

Mengkaji Puisi

Kritik & Essai Video