Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Kritik & Essai Puisi

Puisi yang berjudul sajak palsu karya Agus R. Sarjono merupakan puisi yang cukup baik untuk dibaca & dipahami oleh setiap masyarakat khususnya bagi kaum muda / kaum milenial. Hal ini dikarenakan pada puisi tersebut memiliki makna bahwa sebagai manusia tidak boleh berbohong. Berbohong pada diri sendiri maupun membohongi orang lain, itu merupakan perilaku tercela yang harus dihentikan bukan makin dikembangkan. Pada puisi tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan nyata di dunia ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa apapun jabatannya, dimana pun tempat kerjanya, dan berapapun usianya haruslah menerapkan & mempertahankan kejujuran pada situasi apapun, agar tidak menyakiti orang lain dengan adanya sebuah realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal itu terwujud dari adanya kepalsuan yang disebarluaskan. Jadi, sebagai kaum muda / milenial haruslah bersikap baik dan jujur agar negara ini dapat menjadi negara maju yang menghasilkan generasi terbaik dari yang terbaik. Dian Dikatika

Kritik Puisi

Dalam puisi berjudul Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu karya wiji thukul memiliki makna yang berkaitan dengan dunia nyata, makna tersebut yakni sebagai pemimpin harus bersikap adil kepada masyarakat dan sebagai rakyat harus cerdas dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Berikut ini puisi penulis buat sebagai bentuk kritik pada puisi karya wiji thukul: Sang Pemimpin karya: tika Sang pemimpin laksana mentari bagi kehidupan Sang pemimpin haruslah adil Sang pemimpin haruslah bijaksana Sang pemimpin bersikaplah merakyat! Wahai sang pemimpin hentikan kelicikanmu Rakyatmu kau bodohi Rakyatmu kau tipu Rakyatmu kau permainkan Wahai sang pemimpin, ingatlah hidup di dunia hanya sesaat kehidupan abadi hanyalah di akhirat Hentikan sifat burukmu Cepatlah sadar bahwa karma itu ada Wahai sang pemimpin satu pesan untukmu Semoga akal sehat segera menyadarkanmu Dian Dikatika Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Kritik Puisi

Puisi yang berjudul idul fitri karya sutardji calzoum bachri merupakan puisi yang berisi mengenai keagamaan, yakni agama islam. Dalam puisi tersebut menjelaskan keindahan idul fitri. Selain itu, dijelaskan bahwa seseorang yang begitu buruk sikapnya yakni sering bermaksiat seperti minum-minuman keras, namun seseorang itu kini telah berada di jalan yang benar yakni melaksanakan perintah Allah & menjauhi larangan Allah. Seseorang yang buruk itu telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hal ini karena ia telah mendapatkan hidayah ramadan, sehingga saat idul fitri ia telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dari puisi tersebut tentunya memiliki makna untuk kehidupan para manusia di dunia nyata ini, makna tersebut yakni agar para manusia yang masih diberi kesempatan hidup di dunia ini, supaya berperilaku yang baik agar selamat dari panasnya api neraka. jangan lupa untuk selalu melaksanakan perintah Allah & menjauhi larangan Allah agar selamat hidup di

Kritik & Essai Puisi Mashuri

 Kritik & Essai Puisi  Puisi karya Mashuri yang berjudul Hantu Kolam, Hantu Musim, dan Hantu Dermaga memiliki makna berbeda-beda walaupun pengarangnya sama. Yang pertama yakni puisi yang berjudul Hantu Kolam, pada puisi tersebut memiliki 15 baris dan 4 bait. Pada puisi tersebut memiliki makna yakni pada bait 1 bermakna bahwa ada seseorang yang melihat seorang tentara yang sedang berlari dan seseorang tersebut menatap tentara dengan ekspresi wajah ketakutan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya suatu masalah pada daerah seseorang tersebut hingga ia ketakutan saat melihat tentara.  Pada bait ke-2  memiliki makna yakni seseorang saat di masa lalunya memiliki kejadian yang sangat buruk dan luka yang begitu parah hingga saat mengingat masa itu ia begitu sakit. Pada bait ke-3 memiliki makna bahwa sepi membuat ia semakin sedih karena luka di masa lalunya yang tak bisa terobati dan membuat ia semakin terpuruk. Pada bait ke-4  memiliki makna bahwa sangat berat jika berada di masa saat ini l